Selasa, 08 Januari 2008

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETRAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UAS

Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Dosen Dr. Wahidin




Disusun oleh :

Panji Suwara

(50440791)

Jurusan/Prodi/Semester

Tarbiyah/IPA-Biologi B/VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CIREBON

2007

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah melainkan ungkapan Bismillah sebagai pembuka segala gerak dan langkah, Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena tiada sesuatu apapun melainkan dari pada-Nya dan hanya akan kembali menghadap kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada rasulullah SAW yang yang senantiasa membawa ummatnya dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Dalam kesempatan kami menyusun sebuah proposal penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Peningkatan Ketrampilan Proses Siswa pada Konsep Transportasi Pada Tumbuhan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Wahidin, dosen mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan dan pada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penyusunan proposal ini.

Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penyusun harapkan guna lebih baiknya proposal ini.

Cirebon, Juni 2007

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................ iii

Bab I : Pendahuluan ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Perumusan Masalah....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4

E. Kerangka Pemikiran...................................................................... 5

F. Hipotesis ...................................................................................... 6

Bab II : Tinjauan Pustaka........................................................................... 7

A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Inkuiri ................................. 7

B. Pendekatan Ketrampilan Proses..................................................... 9

C. Konsep Transportasi pada Tumbuhan............................................ 11

Bab III : Metode Penelitian.......................................................................... 13

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 13

B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian.................................................. 13

C. Langkah- Langkah Pelaksanaan Penelitian...................................... 13

1. Sumber Data…………………………………………………. 13

2. Populasi dan Sample................................................................. 14

3. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 14

4. Teknik Analisis Data…………………………………………. 15

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan[1] :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”

Tujuan pendidikan diatas masih bersifat umum dan luas. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu penjabaran, perincian dan perumusan agar dapat dioperasionalkan di dalam pembelajaran.

Inti dari proses pendidikan secara formal adalah mengajar, mengajar adalah penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar (Hisbuan dan Moedjino, 1993:3),sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Sehingga dalam proses pendidikan kita mengenal ungkapan proses belajar mengajar disingkat PBM .

Hal ini harus diperhatikan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana menciptakan iklim atau suasana belajar mengajar yang efektif dan kondusif serta dapat memotifasi siswa menjadi aktif untuk berkompetensi secara sehat dalam pengoptimalisasi pencapaian hasil belajar. Tugas utama guru diantaranya adalah suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk mengetahui senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.

Agar proses belajar mengajar berhasil baik, dalam mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman inisiatif, dan kreativitas dari pihak guru. Sudah kewajiban seorang guru harus memiliki kompetensi dan profesionalisme kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Sehingga dapat membimbing, mengarahkan siswa untuk mengetahui, memahami, dan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat membantu dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitasnya.

Pada hakikatnya proses belajar mengajar memerlukan suatu cara untuk berinter aksi dengan siswa. Salah satunya adalah menggunakan model-model pembelajaran. Pada kenyataan sebagian guru hanya mampu menerapkan beberapa model pembelajaran. Padahal, untuk menunjang pembelajaran yang bermakna diperlukan penerapan berbagai variasi model pembelajaran dalam mengajar. Akan tetapi penggunaan model pembelajaran yang bervariasi tidak menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dengan situasi lingkungan dan kondisi psikologi anak didik.

Konsekwensi logis dari ketidak tepatan penggunaan model pembelajaran sering menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton yang akhirnya menimbulkan siswa menjadi apatis. Oleh karena itu untuk menghindari apatisme dan kepatuhan yang terpaksa dari siswa, guru handaknya cukup cermat dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri ini dikembangkan berdasarkan cara berpikir yang bersifat penemuan yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang teramati. Atas dasar ini model pembelajaran inkuiri menekankan pada pengalaman lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan. Sehingga membantu siswa mengembangkan ketrampilan intelektual dan ketrampilan-ketrampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari rasa keingintahuan mereka.

Sedangkan model pembelajaran konvensional (ceramah) hanya menggunakan cara-cara yang sederhana dan peralatan yang sederhana juga, dalam arti penggunaan model pembelajaran yang cenderung kaku dan monoton yaitu kapur dan tutur (chalk and talk). Model Ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan (Hasibuan dan Moedjino, 1993:13). Model ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.

Hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian adalah dengan mencoba membandingkan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajar konvensioal (ceramah) untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar siswa dengan diterapkan kedua model pembelajaran tersebut pada konsep Transportasi pada Tumbuhan.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

  1. Wilayah Penelitian

wilayah kajian penelitian ini adalah model-model pengajaran.

  1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan empirik yaitu untuk membandingkan model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap peningkatan ketrampilan proses siswa.

  1. Jenis Masalah

Adapun jenis masalah dalam penelitian ini adalah ketidak jelasan. Yakni apakah prestasi belajar siswa pada bidang studi biologi yang menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah).

2. Pembatasan Masalah

untuk memudahkan operasional dan menghindari kesalah pahaman serta tidak terlalu meluasnya permasalahan maka penulis akan membatasi masalahnya adalah

  1. pada meteri pokok bahasan tertentu : transportasi pada tumbuhan yang merupakan konsep yang diterapkan di kelas XI pada semester I.
  2. Bentuk model pembelajaran inkuirinya yakni melalui praktikum.
  3. Prestasi yang diukur adalah tingkat pengembangan ketrampilan – ketrampilan memproseskan perolehan khususnya mata pelajaran Biologi dalam ranah kognitif (pengetahui), ranah afektif (sikap), psikomotor (perilaku) yang diperoleh dari pre-test dan post-test.

3. Pertanyaan Penelitian

a) bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi ?

b) bagaimana prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi ?

c) bagaimana komparasi prestasi belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional (ceramah) ?

C. TUJUAN PENELITIAN

tujuan penelitian ini dimaksud untuk mengetahui dan mengkaji tentang :

a). Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi.

b). Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi.

c). Komparasi prestasi belajar siswa dalam memnggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional (ceramah).

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi siswa

Ø Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses siswa dalam memahami mata pelajaran biologi, khususnya dalam konsep transportasi pada tumbuhan.

Ø Membantu siswa mengembangkan ketrampilan intelektual dan ketrampilan-ketrampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari rasa keingintahuan mereka.

Ø Meningkatkan pemahaman sains siswa

Ø Menjadikan siswa produktif dalam berpikir kreatif

Ø Siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

2. Bagi guru

Ø Memberi informasi / masukan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan proses siswa, khususnya mengenai konsep transportasi pada tumbuhan, sehingga dapat dicari alternatif model pembelajaran yang yang efektif dalam menyampaikan materi pada saat proses balajar mengajar.

Ø Memberi masukan bagi guru tentang pentingnya penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan ketrampilan proses siswa.

Ø Memperoleh alternatif bentuk pembelajaran, khususnya model pembelajaran inkuiri pada konsep transportasi pada tumbuhan, sehingga kontribusi model pembelajaran inkuiri terhadap teori ataupun sebaliknya lebih maksimal.

3. Bagi lembaga

Ø meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru dalam mengajar.

Ø Memperkaya alternatif model -model pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai untuk diterapkan pada mata pelajaran tertentu.

Ø Mewujudkan inovasi –inovasi pembelajaran dalam pendidikan.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Sebagai cabang dari IPA, pembelajaran biologi tidak bisa hanya disampaikan hanya secara kaku, dalam arti hanya disampaikan dengan satu model pembelajaran tertentu saja, tetapi didalamnya dituntut untuk penerapan model pembelajaran lainnya yang dapat mengkondisikan siswa untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman belajarnya .

Dalam pembelajaran biologi siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) dan juga hafal (memorizing) tetapi juga dituntut untuk memahami konsep IPA. Dalam pembelajaran IPA, seharusnya siswa diajak berpetualang untuk mengadakan suatu penelitian atau eksperimen layaknya seorang ahli dan ilmuwan. Karena pembelajaran IPA erat kaitannya dengan alam, manusia, hewan, tumbuhan, jamur, virus dan bakteri. Maka untuk memahami itu semua tentunya siswa menemui beberapa kesulitan jika hanya dilakukan dengan satu model pembelajaran saja, yang kebanyakan Guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah saja. Disini perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan ketrampilan proses siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA (Biologi).

Indikator yang terdapat dalam Ketrampilan proses diataranya : mengobservasi/mengamati, membedakan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, menginterprestasi, merencanakan penelitian/eksperimen, mengendalikan variabel, menyusun kesimpulan sementara (inferensi), meramalkan (memprediksikan), menerapkan (mengapikasikan), dan mengkomunikasikan.

Untuk mencapai itu semua, maka model yang paling efektif untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan ketrampilan proses adalah model pembelajaran inkuiri, khususnya untuk konsep transportasi pada tumbuhan.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel X (terikat) dan variabel Y (bebas). Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri pada konsep transportasi pada tumbuhan, sedangkan variabel Y adalah peningkatan ketrampilan proses siswa pada konsep transportasi pada tumbuhan.

F. HIPOTESIS

Dengan melihat latar belakang dan manfaat penelitian penulis dapat merumuskan anggapan dasar sebagai berikut :

Ha : ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran biologi.

BAB II

TINTAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Inkuiri

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam dunia pendidikan. Bisa diartikan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan siswa.

Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran terdapat komponen penting, diantaranya Guru dan Siswa yang saling berinteraksi. Dengan demikian pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengoranisasian / penciptaa / pengaturan suatru kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa (Kartimi, 2007:1).

Untuk mencapai kondisi yang menjadikan siswanya belajar, maka diperlukan suatu model pembelajaran. Menurut kartimi (2007:1) model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola (tahapan kegiatan guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran/syntax) pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa. Sumber belajar yang digunakan didalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa . didalam pola pembelajaran itu terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru-siswa dalam peristiwa pembelajaran yang dikenal dengan istilah sintaks.

Dalam model pembelajaran terdapat tahapan atau fase-fase yang membedakan setiap model pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat indrawati (dalam Kartimi, 2007:1) bahwa secara implicit dibalik tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya dan merujuk pada teori belajar tertentu.

Menurut Liliasari (dalam Kartimi, 2007:1) ada beberapa komponen utama yan secara langsung membentuk model pembelajaran yaitu meteri subyek yang dibahas, pendidik, siswa, pendekatan, dan metode, serta alat evaluasi yang digunakan. Jika komponen tersebut terpenuhi semua, dalam arti sesuai dengan tujuan, maka penggunaan model pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik.

Dalam pengajaran IPA pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi, model pembelajatan ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pergolakan inormasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusimnya , serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut (Kartimi,2007:1).

Pada beberapa model pembelajaran berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, sehingga dalam belajar, siswa menekankan pada produktifitas berpikir. Salah satunya adalah model pembelajran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan cara berpikir yang bersifat penemuan, yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang teramati. Atas dasar ini model pembelajaran inkuiri menekankan pada pengalaman lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan.

Tujuan dari model pembelajaran inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan ketrampilan intelektual dan ketrampilan-ketrampilan lainya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan/mencari jawaban yang berawal dari rasa keingintahuan mereka.

Tahapan dalam model pembelajaran inkuiri menurut Joyce (dalam Kartimi, 2007:49) meliputi :

· Fase 1: berhadapan dengan masalah

Guru menyajikan prosedur inkuiri dan menyajikan peristiwa yang membingungkan

· Fase 2: pengumpulan data yang untuk verivikasi

Menemukan sifat objek dan kondisi. Menemukan terjadinya masalah.

· Fase 3: pengumpulan data dalam eksperimen

Mengenali variable-variabel yang relevan, merumuskan hipotesis dan mengujinya.

· Fase 4: merumuskan penjelasan

Merumuskan aturan-aturan atau penjelasan-penjelasan. Siswa mencerna informasi yang berasal dari data yang terkumpul dan menjelaskan sesuai kemampuannya.

· Fase 5: menganalisis proses inkuiri

Menganalisis strategi inkuiri dan mengembangkannya menjadi lebih efektif. Guru dan siswa bekerjasama untuk mengevaluasi strategi yang telah dilaksanakan

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains siswa, produktifitas dalam berpikir kreatif siswa, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Yang pada intinya akan tercapainya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara sekaligus.

B. Pendekatan Ketrampilan Proses

Berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan belajar mengajar yang kurang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya, maka perlu diadakan uji coba dengan pendekatan yang baru. Pendekatan itu menngacu pada cara belajar siswa aktif, namun bukanlah cara belajar aktif tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancangan, dan tanpa arah. Cara belajar siswa aktif yang dipraktekan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan.

Pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk menunbuhkan potensi-potensi dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki pada diri anak sesuai dengan taraf perkembanngan kemampuannya.

Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, ketrampilan-ketrampilan menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar aktif. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan proses (Conny Semiawan, dkk. 1988:18).

Dalam pendekatan ketrampilan proses, siswa diposisikan layaknya seorang ilmuwan yang sedang melakukan penelitian dan eksperimen, dari situ siswa akan mengembangkan kemampuan-kemampun dan ketrampilan-ketrampilan dasar yang dimilikinya, antara lain :

· Mengobservasi atau mengamati

· Menghitung

· Mengukur

· Mengklasifikasi

· Mencari hubungan ruang dan waktu

· Membuat hipotesis

· Merencanakan penelitian/eksperimen

· Menendalikan variable

· Menginterprestasi atau menafsirkan data

· Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)

· Meramalkan (memprediksi)

· Menerapkan (mengaplikasikan)

· Mengkomunikasikan

Kemampuan-kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan ini merupakan proses dalam kerja ilmiah, proses-proses ini digunakan oleh para ahli atau ilmuwan dalam kerjanya.

Dengan pendekatan ketrampilan proses ini, siswa akan lebih termotivasi untuk mengetahui dan menemui hal-hal baru dalan dirinya serta ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Dan model pembelajaran yang sesuai untuk dipadukan dengan pendekatan ketrampilan proses ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri, sehingga peningkatan ketrampilan proses siswa dapat tercapai secara maksimal sesuai dengan tujuan.

C. Konsep Transportasi Pada Tumbuhan

Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan membutuhkan bahan-bahan atau zat-zat yang diperoleh dari lingkungannya. Zat-zat yang diperlukan ada bermacam macam meliputi air (H2O), Nutrisi yang terdiri dari unsur makro dan unsur mikro.

Konsep Transportasi Pada Tumbuhan mengandunng beberapa sub konsep yaitu : (1). Pengankutan zat /bahan melalui proses difusi, osmosis, imbibisi, dan transport aktif; (2). Penyerapan dan sistem pengangkutan air dan zat terlarut terjadi melalui pembuluh kayu (xylem), pengangkutan hasil fotosintesis dilakukan melalui pembuluh tapis (floem).

Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan juga memerlukan zat-zat yang berasal dari luar untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Pada tumbuhan spermatophyta dan pteridophyta perpindahan berlangsung melalui jaringan pembuluh yang disebut translokasi.

1. Pengangkutan zat seperti air, garam mineral, nitrogen organik dan hormon melalui proses difusi, osmosis, imbibisi, dan transport aktif.

Ø Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi (pekat) ke larutan atau wilayah yang berkonsentrasi rendah (encer).

Ø Osmosis merupakan proses difusi air, yaitu perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi airnya lebih tinggi (larutan encer) menuju larutan yang konsentrasi airnya lebih rendah (larutan pekat) melalui membran semipermeabel. Pada tumbuhan osmosis juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan molekul air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya rendah menembus membran semipermeabel (membran plasma, sitoplasma, dan tonoplasma).

Ø Imbibisi yaitu proses penyerapan molekul air dan sampai menetapnya molekul air tersebut pada imbiban.

Ø Transport aktif yaitu proses pengangkutan zat menembus membran impermeabel yang melawan gradient konsentrasi dengan bantuan energi pengaktifan dari ATP yang terdapat dalam sel.

2. Pengangkutan Ekstravaskuler dan Pengangkutan Intravaskuler pada Tumbuhan.

Ø Tumbuhan mengambil zat hara dan yang diperlukan dari lingkungannya melalui proses osmosis, difusi, imbibisi, dan transport aktif.

Ø Pengangkutan ekstravaskuler yaitu pengangkutan tanpa melalui berkas pembuluh dan jalan dari sel-sel kearah horizontal. Prosesnya dari bulu akar ke epidermis-korteks-endodermis-stele (berkas pembuluh).

Ø Apoplas adalah bergeraknya air melalui dinding sel dan perpindahan air melalui pembuluh, seperti pengangkutan air melalui xylem. Sedangkan simplas yaitu bergeraknya air melalui jalur dalam sel, yaitu sitoplasma dengan jalan menembus membran plasma dan pindah pada sel tetangga melalui plasmodesma.

Ø Pengangkutan intravaskuler ialah pengangkutan yang terjadi didalam berkas pembuluh pengangkut, baik melaului xylem maupun floem. Pengangkutan intravaskuler ini dipengaruhi oleh daya tekan akar , daya isap daun dan daya kapilaritas. Contoh pengangkutan melalui jalur intra vaskuler misalnya pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem) dan pengangkkutan hasil fotosintesis melalui pembuluh tapis (floem).

3. Pengeluaran air oleh tumbuhan

a) Transpirasi adalah proses pengeluaran /hilangnya uap air dari tumbuhan melalui kutikula, stomata, dan lentisel. Uap air keluar melalui stomata yang terbuka , kutikula atau lentisel karena potensial air didalam tumbuhan (daun) lebih tinggi dan potensial air di luar (lebih rendah).

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi transportasi antara lain, faktor dalam berupa : ukuran daun, ketebalan daun, ada tidaknya lapisan lilin, keberadaan, posisi dan bentuk stomata. Sedangkan faktor luar antara lain : suhu, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin dan keadaan daerah tanah.

c) Gutasi adalah pengeluaran air melalui lubang yang terdapat ditepi daun yang disebut hidatoda atau emisari.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN Cirebon 1 yang beralamat dijalan Kantor Pos No.36 Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini akan dilakkukan tanggal 24 juli – 24 September 2007.

B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cirebon 1 merupakan sekolah berbasis agama yang berstatus negeri dibawah pembinaan Departemen Agama. Dibawah kepemimpinan bapak Drs. Rosyadi sekolah ini mempunyai sarana yang cukup memadai, antara lain : ruang belajar siswa lengkap denngan perabotannya, laboratorium terpadu, perpustakaan dan gedung olah raga.

Sekolah ini dulunya adalah bernama Pendidikan Guru Agama (PGA), dan sekarang dirubah nama menjadi MAN Cirebon 1. dan sekarang mempunyai 960 siswa yang terdiri dari 320 siswa kelas X, 320 siswa kelas XI, dan 320 siswa kelas XII.

Sejalan dengan perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan maka setiap sekolah dituntut untuk menjalankan kurikulum yang dianjurkan oleh pemeriantah, dan MAN Cirebon 1 pun telah melaksanakannya yakni untuk kelas XI dan XII menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan untuk kelas X menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam pendidikan Biologi didukung oleh guru-guru berpengelaman dan kompeten di bidangnya. Di kelas XI dibawah bimbingan Ibu Dra. Yayah.

C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

1. Sumber Data

1) Teoritik yaitu sumber data yang diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

2) Empirik yaitu sumber data yang diambil dari data-data yang diperoleh dari objek penelitian dengan menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, dan pembagian angket.

2. Populasi dan Sample

1). Populasi

Menurut hadawi Nawawi (dalam Mujahid, 2004 : 108) bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Hal ini sama dikemukakan oleh Nana Syaodih M. (2006: 250) bahwa populasi merupakan kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Cirebon 1 yang berjumlah 320 siswa.

2). Sampel

Sampel meruipakan bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti dan hasilnya digeneralisasikan untuk populasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujahid (2004: 109) bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan cara-cara tertentu. Penelitian dalam proposal ini tentang peranan model pembelajaran inkuiri sehingga pengambilan sample penelitian ini dipilih secara purposif sampling yaitu kelas XI IPA yang berjumlah 80 siswa. Kelas XI IPA I sebagai kelompok eksperimen yang diterapkan model pembelajaran inkuiri , sedangkan kelas IPA 2 sebagai kelompok kontrol yaitu diterapkan model pembelajaran konvensional (ceramah).

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan observasi yaitu dengan mengisi daftar ceklis yang telah disediakan sebelumnya, wawancara dan angket untuk data kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif dengan tes hasil belajar.

a). Metode dan Desain Penelitian

1) Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka dalam penelitian ini dipergunakan metode eksperiman.

2) Desain penelitian

Desain penelitian ini menggunakan model Desain Kelompok Kontrol Prates-Pasca Tes Beracak (Randomized Pretest-Posttest Kontrol Group Design)

Kelompok prates perlakuan pascates

A(KE) O X O

B(KK) O O

Keterangan : A (KE) = Kelompok eksperimen

B (KK) = Kelompok kontrol

X = Model pembelajaran inkuiri

Desain penelitian ini yaitu desain eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok. Masing-masing diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran. Kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok control diterapkan model pembelajaran konvensional (ceramah). Kemudian keduanya diberi tes akhir dan hasilnya diperbandingkan.

b). Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan :

1) Tes tertulis ; berupa prates (pretest) dan pascates (posttest), dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa apakah mengalami peningkatan atau tidak setelah menggunakan pembelajaran inkuiri.

2) Pedoman wawancara ; dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran transportasi pada tumbuhan oleh guru bidang studi biologi.

3) Angket ; digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajara inkuiri.

4. Teknik Analisis Data

Sebelum instrument digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu diuji cobakan. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan dan keandalan dari instrument sebagai alat pengukur data. Adapun kriteria yang harus diujikan terhadap instrument penelitian soal tes tertulis dan angket adalah sebagai berikut :

  1. Uji Validitas

Instrument yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang harus diukur. Sebuah instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut mampu mengukur suatu tujuan tertentu yang mana sejajar dengan materi serta sesuai dengan kurikulum.

Dalam menghitung validitas tiap soal, digunakan rumus korelasi Product Moment, rumusnya :

(Karno To, 1996:7)

Keterangan : rxy = tingkat validitas

X = skor tiap butir soal

Y = skor total

N = banyaknya subjek yamg di uji

∑XY = jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y

Setelah mendapatkan nilai rxy maka di bandingkan dengan r tabel, jika nilai rxy lebih besar dari r tabel maka item soal dikatakan valid, dan sebaliknya.

  1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat evaluasi dapat dipakai dua kali pengukuran gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan. Sehingga dapat digunakan sebagai pengumpul data. Instrument dikatakan memiliki reliabilitas apabila cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur data. Reliabilitas soal dapat dihitung dengan menggunakan metoda belah dua ( ganjil –genap) setelah itu dilakukan pengujian dengan Product Moment menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.

  1. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal dapat dilakkukan dengan menghitung daya pembeda dan tin gkat kesukaran . Dalam menghitung daya pembeda digunakan rumus :

(Karno To, 1996:10)

Keterangan : DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

NA = jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B

Sedangka untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus :

(Karno To, 1996:11)

Keteranngan : TK = indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

NA = jumlah siswa pada kelompok atas

NA = jumlah siswa pada kelompok bawah

Kaedah analisis butir soal :

Untuk daya pembeda :

Negative – 9% = sangat buruk, harus dibuang

10% - 10% = buruk, sebaiknya dibuang

20% - 29% = agak baik, kemungkinan perlu direvisi

30% - 49% = baik

50% - keatas = sangat baik

Untuk tingkat kesukaran :

0% - 15% = sangat sukar, sebaiknya dibuang

16% - 30% = sukar

31% - 70% = sedang

70% - 85% = mudah

86% - 100% = sangat mudah, sebaiknya dibuang

Setelah diperoleh kriteria soal yang baik dengan uji instrument soal tertulis tersebut, maka kemudian soal di validasi ahli (Pembimbing dan Guru Pamong Biologi) dan dipergunakan untuk soal pretest dan posttest.

Nilai pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan dua cara, yaitu :

a. Uji Asumsi; yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data.

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah sekumpulan data tergolong parasimetris atau non parasimetris dan berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas adalah untuk menentukan apakah dua data berasal dari populasi dengan varian yang sama atau tidak.

b. Uji Hipotesis

dalam penelitian ini data di analisis dengan uji t yakni untuk melihat perbedaan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan yang tidak menggunakannya.

Untuk mudah menganalisis data ini, maka semua uji hipotesis dan uji asumsi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Windows.

5. Skema Alur Prosedur Penelitian




DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Salman. 2001. Biologi SMU II. Bandunng: Grafindo Media Pratama.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan dan Maedjino. 1996. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Karno To. 1996. Mengenal Analisis Tes (Perngantar ke Program Komputer Anates). Bandung: IKIP Bandung.

Kartimi. 2007. MODUL; Model –Model Pembelajaran. Cirebon: Prodi IPA-Biologi STAIN Cirebon.

Mujahid. 2004. Macam dan Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: Pangger.

Purwanto, M Ngalim. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Semiawan, Conny. 1988. Pendekatan Ketrampilan Proses; bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: Gramedia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.





[1] M. Ngalim Purwanto, ilmu pendidikan teoritis dan praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006) hal. 36

Tidak ada komentar: